Penulis – Kang Nobar
SUARADPR.COM – Di tengah gempuran prestasi internasional yang semakin menurun, anggaran untuk sepak bola nasional justru menunjukkan tren yang berlawanan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan berbagai instansi terkait telah mengucurkan dana yang cukup besar untuk pengembangan olahraga yang menjadi kebanggaan bangsa ini. Namun, pertanyaan yang muncul adalah: ke mana arah dana tersebut, jika prestasi tim nasional tidak kunjung membaik?
Sebelumnya, kita harus menyadari bahwa investasi besar dalam dunia sepak bola tidak menjamin kesuksesan secara instan. Namun, dengan anggaran yang melimpah, kita seharusnya bisa melihat hasil yang lebih signifikan, baik di level klub maupun tim nasional. Kenyataannya, hasil di lapangan berbicara sebaliknya. Banyak pengamat mencatat bahwa meskipun anggaran meningkat, performa tim nasional Indonesia di kancah internasional tetap mengalami stagnasi, bahkan cenderung menurun.
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab utama mengapa anggaran besar tidak berbanding lurus dengan prestasi yang diharapkan. Pertama, manajemen yang buruk. Banyak klub dan organisasi sepak bola kita masih dikelola secara sembarangan, tanpa adanya transparansi dan akuntabilitas yang jelas. Dana yang seharusnya digunakan untuk pengembangan infrastruktur, pelatihan, dan pembinaan usia dini sering kali tersia-sia dalam pengeluaran yang tidak efektif.
Kedua, kurangnya fokus pada pembinaan. Anggaran yang dialokasikan seharusnya difokuskan pada pengembangan pemain muda dan pembinaan atlet di tingkat grassroots. Namun, kenyataannya banyak dana lebih banyak digunakan untuk keperluan yang tidak mendasar, seperti biaya operasional tim yang tidak seimbang. Ini menciptakan celah besar antara talenta muda dan tim profesional, sehingga sulit bagi pemain muda untuk beradaptasi dan berkontribusi di tingkat yang lebih tinggi.
Ketiga, keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam pengelolaan dana yang tidak sepenuhnya berdedikasi untuk kemajuan sepak bola nasional. Kadang kala, pengaruh politik dan kepentingan pribadi mengalihkan fokus dari tujuan utama, yaitu meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Hal ini menyebabkan kebijakan yang diambil sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Tentu saja, anggaran yang tinggi bisa menjadi peluang untuk perbaikan. Namun, kita perlu memastikan bahwa penggunaan anggaran tersebut tepat sasaran dan berkelanjutan. Pelibatan ahli dalam pengelolaan dana dan pengambilan keputusan, serta penerapan sistem yang lebih transparan, adalah langkah penting untuk memaksimalkan potensi yang ada.
Kita tidak bisa terus berharap prestasi akan datang tanpa adanya perubahan mendasar dalam cara kita mengelola sepak bola. Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri: apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk sepak bola Indonesia? Anggaran yang tinggi adalah sebuah kesempatan, bukan jaminan. Jika tidak dikelola dengan bijak, kita akan terus berada di lingkaran setan yang sama, di mana anggaran melimpah tetapi prestasi tetap menurun.
Komentar