oleh

Fakta Mengejutkan! Oknum TNI Diduga Berusaha Bungkam Kapolsek dengan Suap Sebelum Insiden Penembakan

-PERISTIWA-15796 Dilihat

SUARADPR.COM – Kasus penembakan tiga polisi yang gugur saat menggerebek arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung, semakin memanas dengan munculnya pengakuan mengejutkan dari keluarga korban. Nia, istri Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto, membeberkan fakta yang menunjukkan adanya upaya suap dari Peltu Lubis—oknum TNI yang diduga terlibat dalam insiden berdarah tersebut.

Menurut Nia, suaminya pernah ditawari amplop berisi uang agar membiarkan aktivitas perjudian sabung ayam yang dikendalikan oleh Lubis tetap berjalan. Namun, Lusiyanto yang dikenal berkomitmen memberantas perjudian dengan tegas menolak suap tersebut.

“Dia (Peltu Lubis) menyuruh orang mengantarkan uang ke bapak supaya sabung ayam itu tidak diganggu, tapi bapak tidak mau,” ujar Nia, Sabtu (23/3/2025).

Nia bahkan menyaksikan langsung saat suaminya menolak amplop berisi uang Rp 1 juta yang diberikan oleh seseorang atas perintah Lubis. Tak berhenti di situ, suaminya kembali mendapatkan tawaran serupa dari pihak yang berbeda, namun Lusiyanto tetap bergeming dan menolak mentah-mentah uang tersebut.

“Bapak memang tegas memberantas judi, jadi banyak yang tidak suka dengan sikap beliau. Termasuk oknum yang akhirnya melakukan penembakan,” tambahnya.

Setelah penggerebekan arena sabung ayam pada Senin (17/3/2025), yang menewaskan tiga anggota polisi—AKP (Anumerta) Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, dan Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta—beredar isu liar bahwa Peltu Lubis dan rekannya, Kopka Basarsyah, memberikan setoran uang hasil perjudian kepada pihak kepolisian.

Narasi yang mencuat menyebut bahwa konflik bermula setelah Polsek Negara Batin meminta tambahan setoran, yang kemudian memicu ketegangan dan berakhir tragis dengan penembakan tiga polisi tersebut.

Namun, Nia membantah keras isu tersebut dan menyebut tudingan itu sebagai fitnah yang mencemarkan nama baik suaminya yang telah gugur dalam tugas.

Bantahan serupa juga datang dari Mirdawiani, istri Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto. Ia merasa terhina dengan tuduhan bahwa suaminya turut menikmati hasil setoran judi dari arena sabung ayam.

“Saya, selaku istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, memohon kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, Bapak Kapolri, dan Bapak Panglima TNI untuk menggelar sidang militer secara terbuka dan disaksikan langsung oleh masyarakat melalui televisi dan media sosial,” ujar Mirdawiani dengan penuh harap.

Ia menegaskan bahwa transparansi dalam proses hukum sangat penting untuk mengungkap fakta yang sebenarnya dan menghapus stigma negatif yang kini menimpa keluarganya.

Permintaan keluarga korban agar persidangan dilakukan secara terbuka juga sejalan dengan desakan dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Komisioner Kompolnas Choirul Anam menekankan bahwa transparansi adalah kunci untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi hukum.

“Kami mendesak agar sidang dilakukan secara terbuka dan transparan. Proses hukum harus berjalan ilmiah dan profesional agar keadilan benar-benar ditegakkan,” tegas Choirul.

Kasus penembakan tiga polisi di Way Kanan ini telah memicu perhatian luas dan menimbulkan banyak spekulasi. Dengan pengakuan mengejutkan dari keluarga korban dan desakan agar sidang militer digelar secara terbuka, publik kini menanti langkah tegas dari aparat penegak hukum untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.

Baik keluarga korban maupun masyarakat berharap, kasus ini segera menemui titik terang dan mereka yang bersalah dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. I think this is one of the such a lot vital info for me. And i am happy reading your article. However should statement on few general things, The web site style is ideal, the articles is really nice : D. Good activity, cheers