oleh

Puan Maharani: Perempuan Harus Bersatu, Waspada, dan Berani Bersuara Hadapi Kekerasan Seksual

-DPR RI-12588 Dilihat

SUARADPR.COM – Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengajak seluruh perempuan di Indonesia untuk lebih waspada dan saling menjaga di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku di sektor pelayanan publik, termasuk dunia kesehatan dan pendidikan. Ajakan ini disampaikan Puan saat menghadiri acara di Studio 1 Kompas TV, Jakarta Barat, Selasa malam (15/4/2025).

“Fakta bahwa kekerasan seksual masih terjadi di berbagai sektor yang seharusnya menjadi ruang aman bagi perempuan menunjukkan bahwa kewaspadaan dan solidaritas antarperempuan sangat penting,” ujar Puan.

Ia juga menekankan pentingnya keberanian perempuan untuk berbicara jika mengalami atau menyaksikan tindakan kekerasan seksual. “Jangan takut untuk speak up. Lindungi diri, jaga lingkungan kita, dan tingkatkan kepekaan terhadap situasi di sekitar,” pesannya.

Senada dengan Puan, Wakil Menteri BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, juga mengecam keras segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan. Ia menilai keluarga memiliki peran sentral sebagai garda terdepan dalam mendeteksi potensi kekerasan sejak dini.

“Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga seharusnya bisa melihat tanda-tanda perubahan perilaku yang mencurigakan pada korban. Ketika seseorang tiba-tiba menarik diri atau menunjukkan gejala trauma, itu patut dicermati,” tutur Isyana.

Ia menambahkan bahwa penting bagi keluarga untuk tidak menutupi kasus kekerasan yang terjadi. Sebaliknya, keberanian untuk mengungkap kebenaran dapat menyelamatkan korban dan mencegah kejadian serupa terulang.

“Kami terus mendorong edukasi menyeluruh kepada masyarakat agar dapat mengenali dan merespons tanda-tanda kekerasan sejak dini,” imbuhnya.

Serangkaian kasus kekerasan seksual baru-baru ini mengguncang publik. Salah satunya adalah tindakan bejat yang dilakukan oleh Priguna Anugerah Pratama, dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), yang memperkosa keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat.

Tak berhenti di situ, dunia akademik juga tercoreng. Seorang guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), berinisial EM, dilaporkan melakukan kekerasan seksual dan telah diberhentikan dari jabatannya sebagai dosen.

Kasus terbaru datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, di mana seorang dokter kandungan berinisial MFS diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasien saat menjalani pemeriksaan USG.

Kejadian-kejadian ini memperkuat urgensi perlindungan terhadap perempuan di segala lini. Kolaborasi lintas sektor, mulai dari keluarga, institusi, hingga negara, menjadi kunci untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak di Indonesia.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 komentar