Suaradpr.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Saadiah Uluputty, meminta Perum Bulog lebih berhati-hati dalam melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam proses penyerapan gabah dan beras dari petani. Ia mengingatkan bahwa langkah ini berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan petani.
Menurut Saadiah, kehadiran Babinsa—yang merupakan bagian dari TNI—dalam urusan ekonomi masyarakat sipil dapat menciptakan perasaan terintimidasi di kalangan petani. Hal ini dikhawatirkan membuat petani tidak nyaman dan merasa tertekan saat menjual hasil panennya.
Pemerintah memang berupaya memperkuat stok pangan nasional, tetapi langkah tersebut harus dilakukan secara bijak dan tanpa menimbulkan tekanan psikologis bagi petani. Proses penyerapan gabah harus memastikan petani bisa menjual hasil panennya secara sukarela tanpa ada unsur paksaan. Ujar Saadiah, di Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Sebagai solusi, politisi PKS asal Maluku ini menyarankan agar Bulog menggandeng organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dalam penyerapan gabah. Menurutnya, keterlibatan organisasi kepemudaan dapat memberikan manfaat ganda, yakni memperlancar proses penyerapan gabah dan sekaligus menjadi sarana pembinaan generasi muda di bidang pertanian.
Saadiah menilai bahwa Karang Taruna lebih diterima oleh masyarakat dibandingkan aparat TNI, sehingga proses penyerapan gabah dapat berjalan lebih kondusif. Selain itu, melibatkan pemuda dalam sektor pertanian juga bisa menjadi langkah strategis dalam membangun ketahanan pangan nasional.
Saadiah meminta pemerintah dan Bulog untuk segera mengevaluasi kebijakan ini secara terbuka dan transparan. Ia berharap langkah strategis yang diambil benar-benar memberikan rasa aman bagi petani serta membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam sektor pertanian.
“Bulog perlu mempertimbangkan kembali pola kerja sama ini. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar melindungi kepentingan petani dan memperkuat sektor pertanian secara berkelanjutan,” tutupnya.
Komentar