oleh

Najwa Shihab Ungkap Pengalaman Wawancara Langsung dengan Presiden Prabowo: Terbuka, Bebas, dan Tanpa Sensor

-BERITA, PERISTIWA-11500 Dilihat

SUARADPR.COM – Pendiri Narasi, Najwa Shihab, membagikan pengalamannya dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto. Momen langka ini berlangsung di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang, Jawa Barat, pada Minggu, 6 April 2025. Najwa tidak sendiri—enam jurnalis senior dari berbagai media turut serta dalam forum diskusi yang berlangsung empat jam lebih, dari pukul 09.00 hingga hampir 13.00 WIB.

Dalam pernyataannya yang dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Najwa menyebutkan bahwa suasana pertemuan tersebut sangat terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada daftar pertanyaan yang diserahkan sebelumnya, tidak pula ada larangan membahas isu-isu sensitif.

“Sebagai jurnalis, tentu kita selalu mencari konfirmasi dari sumber utama. Dan ketika diberi kesempatan langsung berdialog dengan Presiden, ini momen yang sangat berharga,” ujar Najwa.

Format wawancara sendiri dirancang agar setiap jurnalis menyampaikan satu pertanyaan utama dan satu pertanyaan lanjutan secara bergiliran. Moderator dari TVRI memandu jalannya sesi. Namun dalam praktiknya, Presiden Prabowo memberikan ruang seluas-luasnya kepada para jurnalis untuk menggali informasi lebih dalam.

“Pak Presiden justru bersikap terbuka dan tidak keberatan saat kami mengajukan pertanyaan tambahan,” ungkap Najwa.

Salah satu momen penting terjadi ketika Najwa mengangkat isu seputar Rancangan Undang-Undang Polri, yang menuai kekhawatiran masyarakat karena dianggap berpotensi memperluas kewenangan kepolisian secara berlebihan. Meskipun sempat ada upaya dari moderator untuk menghentikan pertanyaan lanjutan, Prabowo justru mempersilakan Najwa melanjutkan.

“Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan tanpa menggali lebih dalam isu-isu penting langsung dari Presiden,” tambahnya.

Selain RUU Polri, diskusi juga mencakup isu revisi UU TNI yang memicu gelombang protes, minimnya partisipasi publik dalam proses legislasi, situasi perekonomian nasional, hingga pengaruh kebijakan tarif dari Presiden AS, Donald Trump.

Najwa menilai, pola komunikasi seperti ini sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat antara pemerintah dan masyarakat. Ia juga mendorong agar format wawancara terbuka ini bisa menjadi tradisi baru dalam pemerintahan Prabowo ke depan.

“Semakin banyak media yang dilibatkan, maka perspektif publik juga akan semakin kaya. Media seni akan bertanya soal seni, media olahraga akan menyoroti isu-isu olahraga. Ini membuka ruang bagi semua sektor untuk bersuara,” jelasnya.

Najwa pun berharap pendekatan dialog terbuka seperti ini bisa menjadi jembatan partisipatif antara rakyat dan pengambil kebijakan.

“Semakin transparan pemerintahan, semakin besar pula peluang publik untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan nasional,” pungkasnya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar